MENERIMA PANGGILAN HADRAH : MARAWIS KHITANAN, PERNIKAHAN,DLL
Pimpinan : USTADZ ACHMAD SYAIFULLAH S.Ag
HUBUNGI CONTAC PERSON
USTADZ ACMAD SHOBARI < 08979228494 >
IRVAN PARADIYANSYAH < 021 > 95185503 & 08561071645
JADWAL HADROH MAJELIS AL-KAHFI Setiap Malem jum'at di Kemandoran Awal Bulan. jum'at kemudian setelah itu di Mesjid Al-huda (al-hasyimi) dan bergilir selama sebulan..
Share/Bookmark

23 Apr 2010

DOSA YANG LEBIH HEBAT DARI BERZINA

0 komentar
Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidakdapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Iamelangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa as terkejut. "Saya takut mengatakannya." jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya ......telah berzina." Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun......lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya....... cekik lehernya sampai......tewas", ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya. Nabi musaberapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik," Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"...teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berewajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.

"Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?" "Ada !" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina". Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan
sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.

Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH > Abdurrahman Arroisy)
Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadist Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.

Untuk wanita calon penghuni Surga

0 komentar
Wahai wanita para calon penghuni surga……..

Ketahuilah, kedudukanmu lebih utama daripada bidadari.
Sebab, bidadari tidak pernah merasa lelah, tidak dibebani kewajiban berupa ketaatan, peribadatan, muamalah, perintah dan larangan. Kepadamu diwajibkan ketaatan kepada Tuhanmu dan kepada suamimu serta mendidik anak2mu dan mengurus rumah tanggamu.

Ketahuilah ….

meskipun di dunia kau mungkin kerap kali dihinggapi rasa lelah, kesusahan, kegelisahan mengurus buah hati kita, atau barangkali perasaan sakit ketika engkau berjuang melahirkan mereka. Namun percayalah perasaan itu semua akan hilang saat engkau mendapat ijin dari-Nya untuk tinggal didalam surga-Nya.

Wahai wanita calon penghuni surga …..

jika engkau benar2 merindukan surga-Nya, Hendaklah engkau rajin berpuasa, bersikap tegar, gemar beribadah, perbanyaklah mohon ampunan dari Nya , bersabarlah serta taatlah kepada Tuhanmu dan kepada suamimu,Jalankan kewajiban-kewajibanmu dalam mengasuh dan mendidik anak2mu, bimbing saudara2mu, nasehati teman2mu, jaga hak tetanggamu, Yang tidak boleh kau lupakan adalah sayangi kedua orang tuamu, karena merekalah kau menjadi ada, tundukkan pandanganmu saat berhadapan dengan mereka, dan jangan sekali2 kau tinggikan suaramu ketika berbicara dengan mereka.

Wahai wanita calon penghuni surga……

Usahakan setiap malammu untuk memperbanyak sujud kepada-Nya. Tidak sepantaslah seorang wanita yang rindu akan surga-Nya, berperilaku kasar, suka berteriak, pemarah, mudah cemas dan gelisah, suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan suka mengeraskan suara tangisnya.

Yang terbaik bagimu adalah kaitkan hatimu kepada Allah dan menyintai-Nya sepenuh hatimu

Ya Allah… sungguh kami memohon surga kepadaMu, dan kami berlindung kepada-Mu dari api neraka

10 Wasiat Imam Hasan Al Banna

0 komentar
1. Bangunlah segera untuk melaksanakan shalat apabila mendengar adzan walau bagaimanapun keadaanmu.
2. Baca, telaah, dan dengarlah Al Quran, Berdzikirlah kepada Allah subhanallahu wata’ala dan janganlah engkau senang menghambur-hamburkan wakrtumu dalam masalah yang tidak ada faidahnya.
3. Bersungguh-sungguhlah untuk bisa berbahasa arab dengan fasih.
4. Jangan memperbanyak perdebatan dalam berbagai bidang percakapan karena hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan.
5. Jangan banyak tertawa, sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (berdzikir) adalah tenang dan tentram.
6. Jangan suka bergurau karena umat yang berjihad tidak berbuat kecuali dengan sungguh-sunguh dan terus menerus.
7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karean hal itu akan mengganggu dan menyakiti.
8. Jauhilah ghibah (menggunjing) atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk apapun dan janganlah berbicara kecuali yang baik.
9. Berkenalanlah dengan saudaramu yang kau temui walaupun dia tidak meminta sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerjasama).
10. Pekerjaan rumah (PR) kita sesungguhnya lebih banyak dari waktu yang tersedia, maka tolonglah saudaramu untuk untuk memanfaatkan waktunya dan apabila kalian memiliki keperluan maka sederhanakan dan cepatlah diselesaikan.

Masa Hidup Di Dunia Sesungguhnya Masa Yang Sangat Singkat (TAUSIYAH AL-HABIB HANNAN ASSEGAF)

0 komentar
Masa hidup rata-rata manusia 60 – 80 tahun terlihat sangat panjang bagi yang tidak memahami akhirat. Padahal di akhirat hidup adalah abadi, entah itu di surga atau di neraka, artinya tidak sekedar 500 atau seribu tahun atau sejuta tahun, tapi lebih dari itu yang berarti bermilyar-milyar tahun atau penafsiran umumnya dikatakan sebagai abadi (kekal).

Bahkan sebelum Allah SWT menentukan kita masuk surga atau neraka, kitapun masih harus mengikuti ’masa menunggu’ di alam kubur selama ratusan hingga ribuan tahun; tergantung iman, amal dan ibadah kita di dunia. Kemudian masih ada ribuan tahun lagi ’masa menunggu’ di Padang Mahsyar, ratusan hingga ribuan tahun lagi ’masa menunggu’ di proses pengadilan akhirat. Dan seterusnya, sehingga 60 – 80 tahun di dunia sesungguhnya adalah waktu yang sangat singkat. Rasulullah SAW menggambarkan masa kehidupan di dunia ibarat orang yang sedang singgah sejenak dalam suatu perjalanan yang sangat jauh.

“Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia merugi (terhalang dari mendapat kebaikan dan pahala) di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no. 6412).

Hadits yang mulia di atas memberikan beberapa faedah kepada kita:

1. Sepantasnya bagi kita memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta"ala dan mengerjakan kebaikan-kebaikan sebelum hilangnya dua nikmat itu. Karena, waktu luang akan diikuti dengan kesibukan, dan masa sehat akan disusul dengan sakit.

2. Islam sangat memperhatikan dan menjaga waktu. Karena waktu adalah kehidupan, sebagaimana Islam memperhatikan kesehatan badan di mana akan membantu sempurnanya agama seseorang.

3. Dunia adalah ladang akhirat. Maka sepantasnya seorang hamba membekali dirinya dengan takwa dan menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta"ala untuk taat kepada-Nya.

4. Mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta"ala adalah dengan menggunakan nikmat tersebut untuk taat kepada-Nya. (Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyadhis Shalihin, 1/180-181) “Dan ingatlah ketika Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat itu kepada kalian. Dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (Al-Qur’an, surat Ibrahim, ayat 7).

Kenyataan yang ada, banyak waktu kita berlalu sia-sia tanpa kita manfaatkan dan kita pun tidak bisa memberikan manfaat kepada salah seorang dari hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta"ala. Kita tidak merasakan penyesalan akan hal ini kecuali bila ajal telah datang.

Ketika itu seorang insan pun berangan-angan agar ia diberi kesempatan kembali ke dunia walau sedetik untuk beramal kebaikan, akan tetapi hal itu tidak akan didapatkannya.

Terkadang nikmat ini luput sebelum datangnya kematian pada seseorang, dengan sakit yang menimpanya hingga ia lemah untuk menunaikan apa yang Allah Subhanahu wa Ta"ala wajibkan terhadapnya, ia merasakan dadanya sempit tidak lapang dan ia merasa letih. Terkadang datang kesibukan pada dirinya dengan mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan keluarganya sehingga ia terluputkan dari menunaikan banyak dari amal ketaatan.

Allah Subhanahu wa Ta"ala berfirman :
“Hingga ketika datang kematian menjemput salah seorang dari mereka, ia pun berkata: ‘Wahai Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku bisa mengerjakan amal shalih yang dulunya aku tinggalkan’.” (Al-Mukminun: 99-100)
“Sebelum datang kematian menjemput salah seorang dari kalian, hingga ia berkata: ‘Wahai Rabbku, seandainya Engkau menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih.’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Munafiqun: 10-11)

Karena itulah sepantasnya bagi insan yang berakal untuk memanfaatkan waktu sehat dan waktu luangnya dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta"ala sesuai dengan kemampuannya. Jika ia dapat membaca Al Qur’an, maka hendaklah ia memperbanyak membacanya. Bila ia tidak pandai membaca Al Qur’an maka ia memperbanyak zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta"ala. Bila ia tidak dapat melakukan hal itu, maka ia melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Atau mencurahkan apa yang ia mampu berupa bantuan dan amal kebaikan kepada saudara-saudaranya. Semua ini adalah kebaikan yang banyak namun luput dari kita dengan sia-sia.” (Syarah Riyadhis Shalihin, 1/451-452).

Sedemikian pentingnya mengisi waktu dengan baik sehingga Al-Quran memiliki satu surat khusus mengenai waktu (surat Al Ashr). “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”. Rasulullah SAW menggambarkan betapa pentingnya mengisi waktu dengan kebaikan dengan menganjurkan kita bersedekah walau dengan sebiji kurma sekalipun, atau menanam pohon walaupun besok kiamat tiba.

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab

Diantara Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan :

0 komentar
Diantara Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan :
o Allah memuji orang-orang yang sabar dan menyanjung mereka. Firman-Nya.
“Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. [Al-Baqarah : 177]

o orang yang sabar adalah orang-orang yang dicintai Allah, sebagaimana firman-Nya.
“Artinya : Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. [Ali Imran : 146]

o Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.
“Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. [An-Nahl : 96]

“Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. [Az-Zumar : 10]

o Sabar adalah sifat seorang mukmin

Dari Shuhaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya”. [Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud]

“Artinya : Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”.[ Isnadnya shahih,ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :

“Artinya : Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun”. [Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby]

Dari Abi Sa’id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata.

“Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya”. [Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130]
Perbaharuilah iman dengan lafazh La ilaha illallah dan carilah pahala di sisi Allah karena cobaan yang menimpa. Janganlah sekali-kali mengatakan :”Andaikan saja hal ini tidak terjadi”, tatkala menghadapi taqdir Allah. Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah.

Perbandingan kerja dunia dan kerja akhirat

0 komentar
Mari kita ambil beberapa contoh yang menunjukkan bahwa pekerjaan dunia itu susah dan berat tetapi manusia menganggapnya ringan karena daya tariknya yang kuat. Juga contoh urusan-urusan akhirat yang mudah dan ringan tapi umat Islam merasakan urusan itu susah dan berat karena merasa daya tariknya lemah. Kita dapat mengambil contoh beberapa perkara untuk perbandingan sebagai berikut:

* Mana yang lebih berat, shalat Subuh dua rakaat sekitar 20 menit dengan kerja delapan jam sehari? Bahkan demi mencari uang ada kalanya sanggup bekerja sebagai buruh kasar. Betapa beratnya. Namun sebagian umat Islam sanggup tidak shalat Subuh sekedar 20-30 menit tapi tidak jemu-jemu bekerja delapan jam untuk mencari uang.

* Mana lebih berat, menolong kawan karena Allah mungkin sekedar satu-dua jam dibandingkan lari maraton berjam-jam, kadang-kadang terpaksa naik bukit, menyeberang sungai, menuruni jurang yang terjal demi mencari ketenaran dan kemegahan nama. Tentu lebih susah menempuh lari maraton tapi mudah saja manusia dapat melakukannya. Sedankan menolong kawan yang kesusahan terasa amat berat.

* Mana lebih berat, memberi maaf kepada orang yang bersalah kepada kita karena hal itu diperintahkan oleh Allah dengan memenuhi keinginan naik gunung untuk mencari ketenaran dan kemegahan nama. Padahal kita tidak mendaki gunung itu bukan satu kesalahan tapi kita lebih mampu mendaki gunung daripada memberi maaf yang diperintahkan Allah.

* Pergi shalat berjamaah tidaklah memakan waktu yang lama. Tidak juga menempuh perjalanan yang jauh dan tidak meletihkan. Dibandingkan dengan pergi berwisata ke tempat yang jauh yang dan menyita banyak waktu dan meletihkan. Bahkan tidak jarang ada orang yang pergi ke hutan, pantai, hulu sungai atau tempat lain dengan tujuan agar dapat bergaul bebas. Namun orang tidak sanggup pergi shalat berjamaah tapi sanggup pergi berwisata ke tempat yang jauh. Adakalanya sepulang bepergian terlibat pertengkaran dengan suami atau isteri karena merasa sakit hati.

* Banyak orang yang pergi belajar ke luar negeri bertahun-tahun lamanya untuk mencari ijazah agar dapat makan gaji, sanggup meninggalkan orang tua dan tanah air, mengorbankan uang berjuta-juta, bahkan sampai ada yang mati di negeri orang. Mana yang lebih susah, pergi belajar ke luar negeri dengan belajar agama di masjid sekedar satu jam untuk memperbaiki diri, tidak mengorbankan waktu dan uang puluhan juta rupiah, tidak sampai meninggalkan orang tua dan tanah air? Tentulah lebih susah pergi di luar negeri dibandingkan dengan belajar di mesjid sekedar satu-dua jam. Namun kenyataannya, banyak orang yang sanggup pergi ke Amerika tapi tidak sanggup untuk pergi ke masjid.

* Mana lebih berat, hendak berkhidmat melayani ibu dan ayah sekedar satu atau dua jam kemudian orang tuapun memberi makanan, pakaian dan lain-lain, dibandingkan dengan melayani boyfriend atau girlfriend berjam-jam lamanya, bahkan berhari-hari? Ada yang sampai habis uang. Sedangkan orang lain yang melihat pun merasa malu. Adakalanya tidak jujur, rupanya di belakang ada orang lain. Tentu lebih susah melayani boyfriend atau girlfriend daripada melayani ibu dan ayah. Namun banyak yang orang tidak sanggup berkhidmat dengan ibu ayah dan lebih sanggup melayani pacar walaupun susah payah.

* Mana lebih berat, menyumbang klub-klub hiburan, biasanya paling kurang satu juta rupiah agar tidak jatuh status, dengan menyumbang fakir miskin sekedar sepuluh ribu atau dua puluh ribu rupiah? Tentu lebih berat menyumbang klub-klub hiburan daripada bersedekah kepada fakir miskin sekedar sepuluh dua puluh ribu. Namun terasa lebih berat ketika bersedekah, sedangkan untuk menyumbang jutaan rupiah karena nama, sanggup. Adakalanya ketika isteri atau keluarga mengetahuinya, mereka marah. Namun walaupun begitu resikonya, sanggup juga untuk menanggungnya.

* Menonton film yang merusak akhlak atau membaca buku yang tidak bermanfaat dapat dilakukan sampai berjam-jam. Mana yang lebih mengorbankan waktu atau mana lebih susah, dibandingkan dengan berzikir atau membaca Al Quran selama 30 menit. Tentu waktu kita lebih terkorban dengan menonton film serta membaca buku atau novel yang tidak bermanfaat daripada berzikir atau membaca Al Quran sekedar 30 menit. Namun orang lebih sanggup menghabiskan waktu dengan menonton film atau membaca novel daripada berzikir atau mengkaji Al Quran.

* Mana lebih susah, pergi berjudi atau berdisko yang menghabiskan waktu dan uang, kadang sampai mabuk minuman keras, kemudian bertengkar dengan isteri hingga porak poranda rumah-tangga dengan sesekali mengeluarkan harta dan tenaga untuk menolong tetangga yang mengalami kesusahan? Sedangkan hal itu dapat berbuah rasa kasih sayang. Tentu menolong tetangga lebih mudah tapi banyak orang tidak sanggup berbuat, lebih sanggup pergi berjudi atau berdisko, minum alkohol hingga hancur rumah tangga, bertengkar dan berhutang.

* Ada banyak orang yang masuk penjara, dibunuh, difitnah, ditangkap, dipermalukan, dihina dan dicaci-maki oleh orang. Mana yang lebih banyak, disebabkan mencuri, menipu, membunuh, berzina, merampok , memperjuangkan ideologi atau disebabkan mencari rezeki yang halal dan memperjuangkan agama Islam?Sudah tentu yang mencari rezeki yang halal dan karena memperjuangkan agama sangat sedikit dibandingkan yang disebabkan melakukan kejahatan. Tapi karena kejahatan atau keinginan dunia, sesorang sanggup menerima resiko yang berat. Sedangkan kalau demi kebaikan dan kebenaran tidak banyak yang sanggup melakukannya.

jail2.jpg

Setelah kita menguraikan dan membuat perbandingan antara kerja-kerja akhirat dengan kerja-kerja dunia, kita dapat melihat bahwa kerja-kerja dunia lebih-lebih lagi yang bersifat mungkar dan maksiat sebenarnya lebih susah dan lebih berat resikonya daripada kerja-kerja halal dan kerja-kerja akhirat. Namun meskipun demikian kebanyakan orang orang tidak sanggup melakukan kerja-kerja akhirat walaupun lebih mudah dibandingkan melakukan kerja-kerja dunia yang susah dan berat.

Hal ini menunjukkan bahwa kita umat Islam lebih cenderung hatinya kepada dunia daripada akhirat walaupun dunia itu murah dan sementara dibandingkan dengan akhirat yang istimewa dan kekal abadi. Tepat sekali kata pepatah Melayu, “Cinta itu buta”. Cinta kepada apa pun jadi buta, sehingga yang lain tidak terlihat lagi. Yang lain walaupun cantik dan istimewa tidak ada perhatian lagi. Ibarat orang yang jatuh cinta kepada seseorang, ia menjadi lupa kepada yang lain, lupa ayah ibu, lupa kakak dan adik, lupa makan minum, lupa bekerja dan lain-lain lagi. Dan karena cintanya itulah ia sanggup bersusah payah dan sanggup menerima resiko yang berat.

Begitu juga orang yang sudah cinta dan jatuh hati dengan dunia, ia lakan upa kepada akhirat. Ia sanggup bersusah payah untuk dunia, sanggup menerima resiko yang berat bahkan sanggup mati karenanya. Untuk akhirat, walaupun istimewa dan mudah mengerjakannya namun terasa berat untuk karena tidak cinta.

Setelah kita mengkaji bahwa kerja-kerja dunia lebih susah dan berbahaya, lebih berat dan lebih tinggi resikonya daripada kerja-kerja akhirat, apa yang akan menjadi hujah dan alasan kita nanti di hadapan Tuhan di akhirat kelak jika kita meninggalkan urusan akhirat? Sebenarnya tidak ada hujah dan alasan bagi kita untuk meninggalkan urusan akhirat. Oleh karena itu, lebih banyak manusia yang masuk neraka daripada masuk syurga.

Bagaimana cara Bersyukur

0 komentar
Apakah kita telah menjadi hamba yang bersyukur dan apakah cara kita bersyukur telah benar ? semoga artikel dibawah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bagaimana cara Bersyukur..?

Rasulullah shollallahu Alaihi Wa Sallam dikenal sebagai abdan syakuura (hamba Allah yang banyak bersyukur). Setiap langkah dan tindakan beliau merupakan perwujudan rasa syukurnya kepada Allah.Suatu ketika Nabi memengang tangan Muadz bin Jabal dengan mesra seraya berkata :

"Hai Muadz, demi Allah sesungguhnya aku amat menyayangimu". Beliau melanjutkan sabdanya, "Wahai Muadz, aku berpesan, janganlah kamu tinggalkan pada tiap-tiap sehabis shalat berdo'a : Allahumma a'innii `alaa dzikrika wa syukrika wa husni `ibaadatika (Ya Allah,tolonglah aku agar senantiasa ingat kepada-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan baik dalam beribadat kepada-Mu)".

Mengapa kita perlu memohon pertolongan Allah dalam berdzikir dan bersyukur ? ., Tanpa pertolongan dan bimbingan Allah amal perbuatan kita akan sia-sia. Sebab kita tidak akan sanggup membalas kebaikan Allah kendati banyak menyebut asma Allah; Menyanjung, memuja dan mengaungkan-Nya. Lagi pula, hakikat syukur bukanlah dalam mengucapkan kalimat tersubut, kendati ucapan tersebut wajib dilakukan sebanyak-banyaknya.

Al Junaid seorang sufi, pernah ditanya tentang Makna (hakikat) syukur. Dia berkata, "Jangan sampai engkau menggunakan nikmat karunia Allah untuk bermaksiat kepada-Nya".

Lantas, adakah sesuatu yang bukan nikmat Allah. Kita taat dengan menggunakan karunia dan izin Allah. Bahkan ketaatan itu sendiri merupakan karunia dan hidayah Allah. Sebaliknya, seseorang yang melakukan maksiat pun sudah pasti dengan menyalahgunakan nikmat Allah dan akibat kesalahannya sendiri.

Ketika kita menerima pemberian Allah kita memuji-Nya, tetapi ini sama sekali belum mewakili kesyukuran kita. Pujian yang indah dan syahdu saja belum cukup, dia baru dikatakan bersyukur bila diwujudkan dalam bentuk amal shaleh yang diridhai Allah.

Abu Hazim Salamah bin Dinar berkata, "Perumpamaan orang yang memuji syukur kepada Allah hanya dengan lidah, namun belum bersyukur dengan ketaatannya, sama halnya dengan orang yang berpakaian hanya mampu menutup kepala dan kakinya, tetapi tidak cukup menutupi seluruh tubuhnya. Apakah pakaian demikian dapat melindungi dari cuaca panas atau dingin ?"

Syukur sejati terungkap dalam seluruh sikap dan perbuatan, dalam amal perbuatan dan kerja Nyata.

Amin
 

MAJELIS AL-KAHFI لسلام عليكم ورحمة الله وبركات Copyright © 2008 Black Brown Art Template by Ipiet's Blogger Template